Gunung Pesagi yang terletak di kecamatan Balik Bukit, Liwa, Lampung Barat, adalah gunung tertinggi di Lampung. Ketinggiannya mencapai 2.389 meter.
Di kaki gunung inilah, dipercaya letak Kerajaan Sekala Brak, yang merupakan cikal-bakal keturunan suku Lampung
. Keindahan dan keaslian alam di sekitar Gunung Pesagi masih terjaga hal ini merupakan suatu daya tarik tersendiri.
Dari puncak gunung Pesagi ini pengunjung dapat menikmati keindahan wilayah Lampung Barat, Danau Ranau, Pemukiman Masyarakat OKU, Laut Lepas Krui, dan Laut Lepas Belimbing.
. Keindahan dan keaslian alam di sekitar Gunung Pesagi masih terjaga hal ini merupakan suatu daya tarik tersendiri.
Dari puncak gunung Pesagi ini pengunjung dapat menikmati keindahan wilayah Lampung Barat, Danau Ranau, Pemukiman Masyarakat OKU, Laut Lepas Krui, dan Laut Lepas Belimbing.
Gunung Pesagi adalah salah satu dari 12 Gunung yang ada di provinsi
Lampung. Dari beberapa gunung tersebut, Pesagi adalah gunung yang
mempunyai puncak paling tinggi yang ada di Lampung.
Ketinggian puncak dari gunung ini mencapai 2.262 m bila diukur dari
atas permukaan laut. Lokasi gunung Pesagi sendiri terletak di kecamatan
Balik Liwa, kota Liwa yang masih masuk dalam wilayah Kabupaten Lampung
Barat.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh para ahli arkeologi
kita, gunung Pesagi merupakan tempat dimana Paksi Sekala Brak pernah
berdiri. Paksi Sekala Brak adalah kerajaan asli dari Lampung. Penduduk
yang berada dibawah kekuasaan Paksi Sekala Brak inilah yang merupakan
nenek moyang dari etnis asli Lampung.
Berdasarkan penelitian itu juga diketahui bahwa Paksi Sekala Brak
pernah berdiri dalam dua era yang berbeda. Era pertama, yaitu pada saat
datangnya pengaruh Hindu dan Budha kedalam lingkungan Paksi Sekala Brak.
Sementara era termuda adalah ketika Islam masuk ke kerajaan yang ada
di Lampung ini dan menjadikan Paksi Sekala Brak sebagai bagian dari
Kesultanan Nusantara yang salah satu daerah kekuasannya adalah
Indonesia.
Biasanya ketika pemimpin dari suatu kerajaan memeluk agama tertentu,
maka rakyatnya pun akan mengikuti pemimpinnya. Pola seperti terjadi
tidak hanya pada Paksi Sekala Brak saja, namun juga terjadi pada banyak
kerajaan di Nusantara.
Catatan mengenai Paksi Sekala Brak bisa ditemukan dalam catatan I
Ching (I Ching), seorang Biksu Budha dari Tiongkok yang melakukan
perjalanan melanglang dunia, menyebut penduduk Paksi Sekala Brak Dengan
sebutan To-Langpohwang.
Dalam bahasa Hokkian, kata To-Langpohwang itu sendiri berarti “orang
atas” yang menunjukkan penduduk yang tinggal di wilayah kerajaan yang
berdiri diatas gunung Pesagi. Para raja dari Paksi Sekala Brak mempunyai
keturunan yang masih hidup hingga sekarang.
Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat terdapat tujuh buah sumur
yang terletak diatas puncak Gunung Pesagi. Salah satu dari ketujuh
sumur tersebut ada yang bisa mengeluarkan aroma harum. Tidak semua orang
bisa melihat sumur tersebut meskipun berhasil mencapai puncak gunung
Pesagi.
Hanya mereka yang mempunyai hati yang bersih yang bisa menemuinya.
Konon katanya bila anda datang dengan niat yang baik, maka akan bisa
melihat sumur tersebut dan meminum airnya. Anda boleh percaya atau tidak
dengan cerita ini.
Ada beberapa pantangan yang harus dipenuhi ketika mendaki gunung
Pesagi. Misalnya dilarang memetik dan mengambil bunga yang ditemui
disepanjang perjalanan menuju puncak kecuali untuk keperluan yang
dibenarkan. Ada berbagai jenis tanaman yang bisa anda temui disepanjang
perjalanan, seperti bunga Anggrek yang tumbuh liar di hutan gunung
Pesagi.
Satu lagi pantangan ketika berada di hutan gunung Pesagi adalah
dilarang berburu binatang liar. Meskipun anda tidak mempercaya cerita
yang berkembang ditengah masyarakat sekitar mengenai gunung Pesagi,
sebaiknya tetap mengikuti pantangan yang diberikan. Karena dengan
menjaga tanaman dan hewan, anda juga turut dalam upaya pelestarian alam
yang tinggal di hutan gunung Pesagi.
Gunung Pesagi sudah mempunyai dua jalur pendakian. Jadi anda tidak
perlu repot lagi membuka jalan untuk menuju puncak. Untuk pendakian anda
bisa memilih rute dari Pekon Bahway. Rute yang kedua adalah melakukan
pendakian dari Pekon Hujung. Baik rute Pekoh Bahway maupun Pekon Hujung
memerlukan waktu 12 jam menempuh perjalanan untuk sampai ke puncak
gunung Pesagi.
Apabila pada saat melakukan pendakian tiba-tiba turun hujan, maka
lama waktu tempuh bisa bertambah. Ini dikarenakan sulitnya medan pada
saat hari hujan. Dimana tanah menjadi lunak dan cenderung berlumpur.
Membuat pergerakan anda menjadi kurang fleksibel dan tentu saja akan
membuat pakaian menjadi kotor akibat lumpur.
Karena lama waktu yang diperlukan untuk melakukan pendakian ke
puncak, sebaiknya anda dan rombongan mempersiapkan diri sebaik mungkin
sebelum berangkat menuju gunung Pesagi. Sediakan bekal yang cukup dan
jangan lupa peralatan P3K.
Karena apabila terjadi kecelakaan ketika sedang melakukan pendakian,
maka akan butuh waktu yang sangat lama sekali berjalan menuruni gunung
untuk sampai ke desa terdekat. Jadi rencanakan dengan matang sejak jauh
hari dan jangan memaksakan diri untuk melakukan pendakian apabila badan
tidak fit.
Karena gunung Pesagi merupakan puncak tertinggi yang ada di provinsi
Lampung, maka ketika berhasil sampai dipuncak anda akan disajikan
pemandangan luas ke daratan rendah yang ada dibawahnya.
Dari puncak gunung ini bisa terlihat permukaan air yang menutupi
danau ranau, pemukiman masyarakat, hingga laut yang ada di tepi wilayah
Krui dan Belimbing. Pemandangannya begitu indah sekali. Dipenuhi dengan
berbagai pepohanan sejauh mata memandang.
Hingga lautan yang terlihat biru gelap dikejauhan. Ditambah lagi
suasana yang sejuk dan udara yang bersih. Setelah letih mendaki selama
kurang lebih dua jam menuju puncak, anda bisa beristirahat beralaskan
rumput hijau ditemani oleh panorama alam gunung Pesagi yang masih
terjaga.
No comments:
Post a Comment